Otitis Media Supuratif Kronik “Congek”
Pendahuluan
Otitis
media supuratif kronik (OMSK) merupakan penyebab ketulian yang bisa dicegah.
Otitis media supuratif kronik didahului dengan episode otitis media akut
disertai dengan keluarnya cairan secara persisten dari telinga tengah melalui
membrane timpani yang perforasi.1
Definisi
Otitis
media supuratif kronis didefinisikan sebagai peradangan kronis telinga tengah
dan cavum mastoid, yang ditandai dengan keluarnya cairan dari telinga atau
discharge berulang melewati membrane timpani yang berlubang.1
Otitis media supuratif kronik dapat
disebabkan bakteri aerob (Pseudomonas
aeruginosa, Escherichia coli, S. aureus, Streptococcus pyogenes, Proteus
mirabilis, Klebsiella Sp.) atau anaerob (Bacteroides, Peptostreptococcus, Proprionibacterium).1
Faktor risiko
Pemberian
antibiotik yang tidak adekuat, infeksi saluran napas akut berulang, penyakit
pada hidung dan akses pelayanan kesehatan yang kurang merupakan faktor risiko
terjadinya OMSK. Selain itu kebersihan lingkungan, nutrisi, riwayat keluarga,
paparan asap rokok dan penggunaan botol susu juga mempengaruhi kejadian OMSK.
Diagnosis
Keluhan
berupa nyeri telinga, keluar cairan telinga, sering memegang telinga atau kesakitan
saat telinga disentuh menunjukan adanya masalah pada telinga. Riwayat keluar
cairan telinga terutama saat pilek atau nyeri tenggorokan, batuk atau gejala
infeksi saluran napas atas meningkatkan kecurigaan OMSK. Jika ada riwayat
membersihkan telinga, telinga gatal atau berenang yang dapat melukai lubang
telinga menandakan adanya otitis eksterna akut. Jika ada riwayat nyeri telinga
menunjukan adanya otitis media atau eksterna akut. Kemudian jika gejala utama
adalah keluar cairan dari telinga yang tidak disertai rasa sakit dan lamanya
otorhea dapat membantu membedakan OMA dengan OMSK.
Durasi lamanya otorhea untuk membedakan
OMA dengan OMSK masih kontroversi, tetapi yang paling penting adalah tidak
tampak membrane tympani. Ukuran perforasi, karakter discharge dan penampakan
mukosa telinga tengah dengan otoskopi dapat menegakkan OMSK dibandingkan hanya
dari anamnesis pasien.
Tatalaksana
Tatalaksana
OMSK terdapat dua prinsip utama yaitu eradikasi infeksi dan penutupan perforasi
membrane tympani. Adanya bakteri patologis pada telinga tengah dan rongga
mastoid menyebabkan kematian dan kesakitan yang berat. Sedangkan perforasi membran
timpani yang menetap menyebabkan ketulian dan invasi bakteri ke telinga tengah.
Aural toilet atau membersihkan telinga untuk
mengurangi cairan mukoid bertujuan untuk mengurangi material infeksi dan
memudahkan penetrasi antibiotik topikal. Kombinasi aural toilet dengan antibiotik
memberikan hasil lebih baik dibandingkan hanya dengan aural toilet. Antibiotik yang
yang digunakan dapat kombinasi amoksilin klavulanat dengan metronidazole. Antibiotik
topikal lebih efektif dibandingkan dengan antibiotik oral. Antibiotik topikal dapat
digunakan framicetin, gramicidin, ofloxasin, ciprofloxasin, atau tobramisin. Topikal
kuinolon lebih efektif dibandingkan dengan non kuinolon. Kombinasi antibiotik
oral dengan anribiotik topical tidak lebih efektif dibandingkan dengan
antibiotik topical.
Antibiotik parenteral dengan aural toilet
lebih baik dibandingkan hanya dengan aural toilet. Antibiotik parenteral yang
digunakan adalah: penisilin (ampicillin, penicillin G, carbenicilin, piperacillin,
ticarsilin, methisilin, nafsilin, oxacillin), cephalosporin (cefuroxime,
cefotaksim, cefoperazon, cefazolin), aminoglikosida (gentamisin, tobramisin,
amikasin), makrolida (clindamisin), vamkomisin, kloramfenikol, dan aztroteonam.
Komplikasi
Pada
tahun 1990, sekitar 28.000 meninggal karena otitis media, yang sebagian besar
terjadi di negara berkembang. Kematian dan kecacatan karena otitis media
terutama berhubungan dengan komplikasi OMSK. Komplikasi dapat ekstrakranial
ataupun intracranial. Ekstrakranial seperti abses subperiostela, fistel
labirin, paralisis pada wajah, labirintitis, mastoiditis, pembengkakan belakang
telinga, nyeri telinga. Meningitis merupakan komplikasi intrakranial paling
sering disamping abses otak, paralisis fascialis, tuli, diplopia, epilepsy ataupun
hemiparesis.
Otitis media supuratif kronik menyebabkan
tuli konduksi ringan hingga sedang lebih dari 50% kasus. Hal ini disebabkan
oleh gangguan pada gendang telinga, tulang pendengaran ataupun kerusakan sel
rambut yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang menembus telinga dalam.
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh gangguan
gendang telinga atau tulang pendengaran (tuli konduksi) atau karena kerusakan
sel rambut karena penetrasi bakteri ke telinga dalam (tuli sensorineural) atau
karena keduanya. Otitis media supuratif kronik dapat menyebabkan hambatan
bicara dan perkembangan kognitif.1
Komentar
Posting Komentar