Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

KEMBAR SIAM (CONJOINED TWIN)

PENDAHULUAN Kelahiran kembar siam selalu memukau dan menjadi perhatian masyarakat, dengan berbagai pandangan tentang anak cacat sangat dipengaruhi oleh budaya dan kepercayaan agama yang ada. kembar siam selalu menjadi tantangan bagi dunia kedokteran. Kembar siam merupakan akibat yang jarang dari kehamilan monoamniatik dan monokorionik. Kembar siam terjadi apabila dua individu yang identic bergabung pada satu bagian tubuh atau lebih.      Angka kejadian kembar siam berkisar antara 1:50.000 hingga 1:100.000 kelahiran hidup. Angka ini dapat lebih tinggi, namun sebagian besar kehamilan mengakibatkan keguguran dan hanya sekitar 18% dari semua bayi yang dapat bertahan hidup. Kematian dalam 24 jam pertama kehidupan anak kembar siam mencapai 35% dan hanya 18% anak kembar siam dapat bertahan lebih dari 24 jam. Harapan hidup yang rendah dan adanya kontroversi pembedahan masih didapatkan dalam tatalaksana bayi yang lahir dengan kembar siam. DEMOGRAFI Angka kejadian kembar monozigot di s

Permissive hypercapnia

Permissive hypercapnia ,   nilai PCO2 lebih tinggi yang dapat diterima saat menggunakan volume tidal yang lebih rendah dapat mengurangi risiko jejas paru. Hiperkapnia dapat meningkatkan mekanisme pertahanan pada paru-paru bayi preterm melalui mekanisme antiinflamasi dan modulasi system imun. Kadar PCO2 yang lebih tinggi pada bayi preterm berhubungan dengan jejas paru yang lebih kecil. Beberapa penelitian menunjukan penurunan kebutuhan akan ventilasi mekanik dan insidensi lebih rendah akan kejadian bronkopulmonari dysplasia.      Pemberian steroid antenatal, terapi pengganti surfaktan, dan support ventilator yang lebih baik menurunkan kematian BBLASR. Perbaikan angka harapan hidup BBLASR meningkatkan risiko untuk terjadinya BPD. Strategi perbaikan ventilator untuk meminimalkan jejas paru memperperbaiki luaran bayi prematur. Salah satu cara mengurangi jejas paru adalah dengan memodifikasi target gas darah dan dengan nilai PCO2 yang lebih tinggi yang masih dapat diterima jika menggun

Penyakit Kawasaki

Gambar
Alur diagnosis Penyakit Kawasaki (1) Evaluasi tersangka penyakit Kawasaki inkomplit (1) pada tidak tersedianya baku emas untuk diagnosis, algoritma tersebut tidak dapat dijadikan evidence based, melainkan berdasarkan pendapat dari para ahli. Konsultasi dengan ahli dapat dilakukan kapanpun jika dibutukan. (2) pada anak ≤ 6 bulan pada hari ke ≥7 demam tanpa sebab yang jelas harus dilakukan pemeriksaan laboratorium dan jika didapatkan bukti inflamasi sistemik, dilakukan ekokardiografi, walaupun pada anak tidak memiliki kriteria klinis. (3) karekterisyik pasien yang diduga penyakit Kawasaki tercantum pada tabel 1. Karakteristik penyakit diluar penyakit Kawasaki termasuk konjunctivitis eksudatif, faringitis eksudatif, lesi diskret intraoral, ruam vesicular atau bulosa, atau limfadenopati generalisata. Pertimbangan alternative diagnosis (lihat tabel 2). (4) kriteria laboratorium penunjang termasuk albumin ≤ 3,0 g/dL, anemia sesua usia, peningkatan alanin aminotransferase, trombosist s