PENANGANAN PERAWAKAN PENDEK
Pendahuluan
Perawakan pendek sering tidak terdeteksi
di masyarakat karena perawakan pendek terjadi sangat umum sehingga dianggap
normal. Anak dengan perawakan pendek merupakan indikator paling baik untuk
menentukan kesejahteraan anak dan cerminan yang akurat dalam ketidaksetaraan
sosial. Perawakan pendek merupakan bentuk malnutrisi anak paling sering dan
pada tahun 2013 prevalensi diperkirakan 161 juta anak diseluruh dunia.1
Di Indonesia 35,1% remaja mengalami perawakan pendek.2
Kegagalan pertumbuhan linier sebagai penanda beberapa kelainan patologis yang
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas, kehilangan potensi pertumbuhan
fisik, mengurangi pertumbuhan saraf dan fungsi kognitif, serta peningkatan
risiko penyakit kronis pada masa dewasa.1
Perawakan
pendek merupakan gejala, bukan suatu penyakit. Anak dengan perawakan pendek
harus dicari penyebabnya, semakin pendek semakin besar kecurigaan adanya suatu
kelainan patologis. Deteksi dini perawakan pendek pada anak perlu dilakukan
untuk intervensi secepatnya karena memiliki dampak terhadap aspek psikososial,
kualitas hidup, biaya pengobatan dan fasilitas lingkungan.3-5
Penurunan fungsi fisik dan kognitif yang menyertai perawakan pendek
merupakan suatu ancaman terhadapa perkembangan anak. Peningkatan kesadaran akan
besarnya angka perawakan pendek dan semua konsekuensinya, sehingga
diidentifikasi sebagai priorotas kesehatan global utama dan fokus perhatian
internasional dengan target global pada tahun 2025 sebagai tantangan mencegah
kegagalan pertumbuhan linier sekaligus menjaga agar anak tidak terlalu gemuk
dan obesitas.1
Pada sari pustaka ini
akan dibahas mengenai tatalaksana perawakan pendek.
Definisi
Perawakan pendek didefinisikan sebagai
jika panjang atau tinggi anak dibawah -2 standar deviasi (<-2SD) berdasar
kurva standar pertumbuhan WHO sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Pengukuran
panjang badan untuk anak dibawah 2 tahun sedangkan tinggi badan untuk anak
diatas 2 tahun.1, 6
Epidemiologi
Prevalensi perawakan pendek secara
global menurun yang diperkirakan 40% pada tahun 1990 dan 25% pada tahun 2013.
Perkembangan yang sangat baik ditunjukan oleh region Asia yang terjadi penurunan
proporsi perawaakan pendek 48% sampai 25% antara tahu 1990 dan 2013. Di Afrika
terjadi penurunan yang lebih rendah yaitu adri 42% hingga 34%. Hingga saat ini
Afrika timur dan barat serta asia selatan dan tengah diperkirakan memiliki
prevalensi yaitu 43% di Afrika Timur, 34% Afrika barat, dan Asia Selatan 35%.
(Gambar 1.)1
Gambar
1. Prevalensi perawakan pendek 1990-2013.
Sumber: Onis.1
Ditingkat negara memiliki rata-rata anak
perawakan pendek yang bervariasi. Gambar 2. menunjukan perkiraan prevalensi
yang terbaru. Rata-rata perawakan pendek dikategorikan berdasarkan tingkat
keparahan mulai dari rendah (kurang dari 20%) hingga sangat tinggi (≥40%).
Tingkatan yang sangat tinggi terdapat pada Timor Leste, Burundi dan Niger
dengan nilai diatas 50%.1
Gambar
2. Prevalensi Perawakan Pendek Berdasarkan Negara
Sumber: Onis.1
Perawakan pendek merupakan masalah
kesehatan masyarakat di negara dengan penghasilan rendah dan menengah karena
berhubungan dengan risiko mortalitas anak. Perawakan pendek berkontribusi
terhadap 14,5% kematian dan 12,6% angka disabilitas pada anak kurang dari 5
tahun. Anak perawakan pendek lebih rendah pada anak usia sekolah, hal ini
berarti bahwa anak pendek cenderung untuk lambat sekolah. Perawakan pendek juga
lebih banyak pada tingkat pendidikan orang tua yang renda dan tingkat sosial
ekonomi yang rendah.6
Etiologi
Perawakan pendek menggambarkan status
gizi atau status kesehatan di masa lalu yang kurang baik dan menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan linier pada seseorang. Perawakan pendek merupakan
dampak dari asupan gizi yang kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
tingginya kesakitan, atau merupakan kombinasi dari keduanya. Kondisi tersebut
sering dijumpai di negara dengan kondisi ekonomi kurang.7
Asupan zat gizi makro, seperti energi, protein, dan zat gizi mikro, seperti
Zn yang kurang, terutama pada masa pertumbuhan, akan mengganggu proses
pertumbuhan seorang anak yang berdampak pada perawakan pendek. Infeksi berulang
(kronis), seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare, juga
merupakan penyebab utama terjadinya gangguan tumbuh-kembang pada anak. Status
gizi buruk dan infeksi merupakan lingkaran setan yang diduga merupakan faktor
determinan utama terjadinya masalah gangguan tumbuh-kembang anak, salah satunya
adalah perawakan pendek. Permasalahan gizi buruk maupun infeksi sangat
berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan keluarga. Status ekonomi
yang buruk menyebabkan ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan asupan gizi
yang cukup dan lingkungan rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi lingkungan
rumah yang buruk, seperti kondisi fisik rumah yang tidak memadai dan kepadatan
hunian yang tinggi, merupakan kondisi awal (predisposing factor) yang
membuat anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi, sehingga
memperberat atau bahkan penyebab utama terjadinya status gizi buruk
(malnutrisi).7
1.
Penyebab non endokrin: perawakan pendek
keturunan, pertumbuhan dan pubertas terlambat, penyakit kronis
2.
Kelainan endokrin: hipotiroid,
hipopituitari,
3.
Kelainan genetik: syndrome turner,
sindrom down
Angka kejadian penyebab perawakan pendek
menurut suatu penelitian adalah:3
1.
Sebagian besar penyebab perawaan pendek
karena kalainan non endokrin yaitu:
-
Perawakan pendek keturunan 37%
-
Pertumbuhan dan pubertas terlambat 27%
-
Perawakan pendek keturunan/pertumbuhan
lambat 17%
-
Penyakit sistemik 9%
2.
Hanya sekitar 5% anak disertai dengan
masalah endokrin atau lainnya
-
Defisiensi hormone pertumbuhan 3%
-
Hipotiroid 1%
-
Syndrome turner 3% pada perempuan
Sumber lain mengklasifikasikan perawakan
pendek seperti tampak pada Gambar 3.
Non
Proporsional
|
Proporsional
|
-
Displasia
skeletal
-
Penyakit
metabolic tulang
|
Onset prenatal:
-
Infeksi
intra uteri
-
Teratogen
-
Kelainan
kromosom
-
Syndrome
dismorfik
|
Onset pasca lahir:
-
Malnutrisi
-
Obat
-
Penyakit
kronis
-
Syndrome
dismorfik
|
Perawakan
pendek
|
-
Variasi
normal: perawakan pendek keturunan
-
Pertumbuhan
dan pubertas lambat
|
Patologis
|
Gambar
3. Klasifikasi Perawakan Pendek
Sumber: Soetjiningsih3
Konsekuensi
perawakan pendek
Masalah perawakan pendek pada anak perlu menjadi perhatian, karena
merupakan refleksi kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.7
Perawakan pendek merupakan sindrom gagalnya pertumbuhan linier yang
mencerminkan berbagai gangguan patologis yang berhubungan dengan peningkatan
mortalitas dan morbiditas. Hilangnya potemsi pertumbuhan fisik, penurunan
perkembangan saraf dan fungsi kognitif dan peningkatan risiko penyakit kronik
pada dewasa. Peraawakan pendek berhubungan dnegan peningkatan morbiditas dan
mortalitas infeksi seperti pneumonia, diare, sepsis, meningitis, tuberkuosis
dan hepatitis. Kondisi nutrisi yang buruk dan infeksi yang sering menyebabkan
suatu siklus yang memperburuk status gizi dan meningkatkan kemungkinan infeksi.
Pada infeksi terjadi gangguan nafsu
makan, gangguan absorpsi usus, peningkatan katabolisme, dan secara langsung
mempenagruhi pertumbuhan dan respon imun.1
Perawakan pendek juga berhubungan dengan masalah emosional remaja diantaranya:
cemas, depresi, bunuh diri, penurunan konsentrasi, masalah kognitif, dan
hiperaktivitas.2, 9 Beberapa
penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara perawakan pendek
dengan gangguan fungsi kognitif dan prestasi belajar anak usia sekolah.7
Gagal tumbuh pada 2 tahun kehidupan berhubungan dengan penurunan tinggi
badan saat dewasa. Ibu dengan perawakan pendek merupakan faktor risiko terhadap
mortalitas perinatal dan neonatal. Perawakan pendek juga penting untuk ekonomi
baik individu, rumah tangga dan masyarakat. Dewasa yang pendek burhubungan dengan lapangan pekerjaan seperti
produktivitas yang rendah dan pendapatan yang rendah.1
Diagnosis
Langkah-langkah diagnositik perawakan
pendek diantaranya:
1.
Anamnesis
Anamnesis terutama untuk mencari
kemungkinan adanya penyebab patologi. Perlu ditanyakan mengenai
riwayat kelahiran dan persalinan, tumbuh
kembang, gangguan gizi, penyakit kronis, riwayat pendek dalam keluarga, aspek
psikososial dan riwayat pubertas.
2.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
fisik mencakup pemeriksaan sistematis terhadap semua sistem tubuh terutama
mencari secara cermat adanya gambaran dismorfik. pemeriksaan neurologis. Kelenjar tiroid pada setiap anak
juga harus diperiksa, serta perlu dinilai tingkat maturasi kelamin. Auskultasi
untuk mencari masalah respirasi dan kardiovaskular dan gangguan abdomen.
Penentuan segmen atas dan segmen bawah serta penentuan tinggi badan sasaran
sesuai potensi tinggi genetik.
3.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk membantu menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis
diantaranya:
-
Pemeriksaan darah lengkap: Pemeriksaan
skrining umum harus dilakukan untuk menilai seluruh keseimbangan elektrolit,
fungsi hematologi, hati dan ginjal. Pemeriksaan ini meliputi: kimia umum
meliputi BUN, kreatinin dan tes fungsi hati; urinalisis; pemeriksaan darah
lengkap dengan diferensial. Pemeriksaan urin dapat membantu mengidentifikasi
asidosis tubular ginjal. Pemeriksaan laju endap darah bermanfaat untuk skrining
kondisi inflamasi.
-
Pemeriksaan fungsi tiroid: Tes fungsi
tiroid diperiksa pada anak perawakan pendek yang diduga berkaitan dengan
endokrinopati. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kemungkinan
hipotiroidisme sebagai penyebab perawakan pendek.
-
Pemeriksaan kadar IGF-1 dan IGFBP-3: Pengukuran
IGF-I dan IGFBP-3 secara random telah menjadi pemeriksaan skrining lini pertama
untuk defisiensi GH.
-
Pemeriksaan hormon gonadotropin. Pubertas
yang terlambat merupakan bagian dari pola pertumbuhan pada CDGA dan terjadi
deselerasi pertumbuhan linier relatif terhadap standar populasi.
-
Pemeriksaan usia tulang. Usia tulang
berkaitan dengan metode untuk menilai maturitas tulang dengan membandingkan
gambaran yang ditunjukkan oleh pusat epifise yang diperoleh dari gambaran
radiologi dengan standar menurut usia.
-
Pemeriksaan kariotipe. Pemeriksaan
kariotipe dilakukan pada anak perawakan pendek yang diduga suatu sindrom
Alur
diagnosis perawakan pendek tampak pada gambar 4.
Gambar 4. Alur diagnosis perawakan pendek
Sumber: Direktorat Jenderal Kementerian
Kesehatan Indonesia10
Tatalaksana
Perawakan Pendek
Setelah diagnosis perawakan pendek
ditegakkan, kita harus mendiskusikan dengan orang tua tentang beratnya penyakit
dan tinggi badan yang bisa dicapai dengan rencana pengobatan. Orang tua harus
mengetahui untung rugi antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan, serta efek samping pengobatan. Pengobatan dengan hormon memerlukan
pengobatan yang sangat mahal dengan efek samping pemberian hormone pertumbuhan
seperti retensi cairan, pseudotumor serebri.3, 5
Tatalaksana perawakan pendek tergantung
pada penyebabnya. Anak dengan variasi normal perawakan pendek
tidak memerlukan pengobatan sedangkan dengan kelainan patologis terapi sesuai
dengan etiologinya. Variasi normal perawakan pendek yang tidak memerlukan
pengobatan yaitu: Familial short stature
dan Consitutional delay of grwoth and
puberty.10
Perawakan pendek yang disebabkan
defisiensi growth hormone dapat diberikan Growth Hormone yang diberikan
secara subkutan dengan
dosis 0,05U/kg/hari untuk defisiensi hormon pertumbuhan dan 0,08 mg/kg/hari
untuk sindrom Turner dan insufisiensi renal kronik. Hormon pertumbuhan
diberikan 6 kali per minggu.10 Penyebab
perawakan pendek karena nutrisi dan penyakit kronis merupakan penyebab tersering
sehingga perbaikan nutrisi dan pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya
merupakan hal yang penting.3, 4
Program intervensi perawakan pendek yang diusulkan di Indonesia baik
bersifat spesifik oleh jajaran kesehatan maupun yang bersifat sensitive oleh
jajaran lintas sektor dirinci sesuai dengan siklus kehidupan yaitu:11
1. Ibu
hamil
Intervensi terhadapa ibu hamil harus
dilakukan bahkan ditingkatkan supaya ibu hamil tetap sehat dan optimal perkembangan
janin yang dikandungnya, sehingga melahirkan bayi yang normal panjang badan dan
berat badan yang memadai. Beberapa intervensi tersebut diantaranya:11
-
Intervensi 1000 hari pertama kehidupan
Intervensi pada 1000 hari pertama
kehidupan yakni 270 hari (9 bulan) masa kehamilan ibu, ditambah 730 hari (usia
0-2 tahun) setelah anak lahir.periode emas tidak dapat tergantikan. Kebutuhan
gizi anak terpenuhi dengan baik, potensi anakpun dapat berkembang dengan
optimal dan perkembangan otak terjadi sangat cepat.11
-
Menjadi anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Menjadi anggota JKN berarti mengurangi
perbedaan ekonomi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tahun 2014 telah
dimulai pelaksanaan JKN. Sebelum pelaksanaan JKN semua pemeriksaan ibu hamil
dijamin oleh jaminan persalinan (jampersal), namun setelah diterapkan JKN
jaminan hanya berlaku bagi anggota JKN saja.11
-
Program pemberian paket makanan TKPM
(tinggi kalori protein dan mikronutrien)
Menurut satu studi kohort di Kota Bogor
sekitar 80% ibu hamil mendapatkan asupan kalori <100% dari angka kecukupan
kalori. 78% ibu hamil asupan protein <100%, serta >80% ibu hamil
kekurangan mikronutrien asam folat, zat besi, dan zink.11
-
Kualitas pemeriksaan ibu hamil
Cakupan pemeriksaan ibu hamil
berdasarkan Riskesdas 2013 relatif baik yaitu K1 pada trimester pertama sebesar
81,3% dan K4 ideal (1kali trimester 1, 1 kali trimester 2, dan 2 kali trimester
3) mencapai 70%, namun kualitasnya yang belum optimal.11
-
Persalinan ditolong nakes di fasilitas
kesehatan
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
juga sudah memadai, Riskesdas 2013 menunjukan bahwa 86,9% persalinan telah
ditolong oleh tenaga kesehatan, namun baru 76,1% yang ditolong di fasilitas
kesehtan. Hasil analisis kematian ibu pada tahun 2010 menunjukan bahwa masih
ada 29,4% kematian ibu yang terjadi dirumah.11
-
Deteksi dini penyakit menular dan tidak
menular
Ibu hamil masih banyak yang menderita
penyakit lain yang memperburuk kondisi kehamilannya baik itu penyakit menular
ataupun tidak menular. Deteksi dini penyakit ibu hamil sangat penting agar dari
awal sudah bias dipersiapkan upaya penanganan yang terbaik.11
-
Pendidikan kesehatan reproduksi bagi ibu
hamil (buku KIA)
Pendidikan kesehatan ibu hamil sangat
diperlukan diantaranya: P4K (program perencanaan persalinan dan penanganan
komplikasi), kelas ibu hamil, penggunaan buku KIA.11
-
IMD dan ASI eksklusif
Inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan
media yang baik untuk menyampaikan bahwa ASI adalah yang terbaik buat bayi. ASI
eksklusif harus terus dianjurkan agar bayi terjamin tumbuh kembangnya.11
-
Mengikuti program Keluarga Berencana
Program keluarga berencana pada era
reformasi menunjukan kemunduran. Data Riskesdas menunjukan proporsi ibu yang
tergolong 4 terlalu yaitu: terlalu muda (<20 tahun) sebanyak 8,4%, terlalu tua >35 tahun 12,1%, terlalu dekat
< 2 tahun) 33,7% dan terlalu banyak >4 7,1%. Melahirkan di usia terlalu
muda (<20 tahun) berpotensi besar untuk melahirkan bayi yang pendek karena
ibu melahirkan sebelum proses pertumbuhan berhenti. Ibu yang terlalu tua berpengaruh
terhadap bayi karena kondisi terbaik ibu untuk melahirkan adalah 20-30 tahun.11
-
Pemberantasan penyakit cacingan
Pada ibu yang mengalami cacingan
menyebabkan anemia yang menyebabkan ibu cenderung melahirkan bayi dengan berat
lahir kurang, karena zat gizi yang seharusnya terserap untuk janin dalam
kandungan terhambat terserap oleh cacing.11
2. Balita
-
Pemantauan pertumbuhan balita
-
PMT balita
-
Stimulasi dini perkembangan anak
-
Menjadi peserta JKN
-
Pelayanan kesehatan yang optimal
3. Usia
sekolah
-
Wajib belajar ditingkatkan dari 9 tahun
menjadi 12 tahun
-
Hari dan jam belajar dibuat menjadi 5
hari/minggu, 7 jam/hari
-
Program perbaikan gizi sekolah
-
Pendidikan rohani dan budi pekerti
-
Pendidikan kesehatan perilaku hidup
bersih dan sehat
-
Menyediakan air minum dan cuci tangan
yang cuckup disekolah
-
Penyediaan jamban yang sehat dan
mencukupi
-
Penyediaan tempat sampah dan pembuangan
air limbah
-
Pendidikan kesehatan (intra dan
ekstrakurikuler)
-
Sekolah dengan kawasan bebas rokok
-
Sekolah bebas narkoba
-
Pelayanan kesehatan disekolah
-
Sekolah bebas dari tindakan bullying
-
Kerjasama dengan BPJS kesehatan
-
Upaya kesehatan sekolah menjadi upaya
kesehatan wajib puskesmas
4. Remaja
usia 13-15 tahun
-
Perilaku bersih dan sehat khususnya tidak merokok, bebas narkoba, bebas
minuman keras
-
Perilaku makan dengan gizi seimbang
-
Aktivitas fisik yang cukup
-
Mulai memperkenalkan kesehatan
reproduksi
-
Kesadaran berlalu lintas yang baik dan
sopan
5. Remaja
usia 16-18 tahun
-
Kesehatan reproduksi difokuskan pada
perilaku reproduksi yang sehat
-
Perilaku tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi narkoba
-
Pendidikan gizi seimbang
-
Pendidikan berlalu lintas yang baik dan sopan
6. Usia
kerja
Berbagai
intervensi pada usia ini tidak berdampak pada kondisi perawakan pendek yang
bersangkutan tetapi berdampak terhadap keturunannya atau pada status gizi
lainnya seperti obesitas. Intervensi program layak dilakukan demi perbaikan
status gizi keturunannya adalah sebagai berikut:
-
Mengikuti program keluarga berencana,
menghindari 4 terlalu.
-
Deteksi dini penyakit menular yang dapat
berpengaruh terhadap kehetana dirinya ataupun janin yang dalam kandungan
apabila mereka hamil
-
Berperilaku sehat, tidak merokok, karena
merokok merugikan diri sendiri dan keluarga sebagai perokok pasif. Kepala
keluarga merokok terbukti meningkatkan kemungkinan anak pendek
-
Tidak mengkonsumsi narkoba, minuman
keras dan menghindari perilaku seksual berisiko
7. Usia
lanjut
Menjaga
status gizi tetap normal, tidak mengarah ke sindroma metabolik dan penyakit
metabolik. Program yang dijalankan diantaranya:
-
Perilaku hidup sehat: tidak merokok,
narkoba, ataupun minuman keras
-
Aktivitas fisik yang rutin dilakukan
dengan waktu yang cukup
-
Deteksi dini penyakit tidak menular
-
Menjadi anggota JKN dengan mendaftar
BPJS
-
Perilaku makan yang sehat
Intervensi
lain
Intervensi lain yang lebih bersifat
sensitive oleh sektor non kesehatan antara lain:
-
Pengentasan kemiskinan
-
Ketahanan pangan dan gizi
-
Peningkatan cakupan air bersih dan
sanitasi
-
Kelestarian lingkungan hidup
-
Pencegahan pencemaran lingkungan
Simpulan
Perawakan pendek merupakan gejala, bukan
suatu penyakit. Anak dengan perawakan pendek harus dicari penyebabnya.
Perawakan pendek menyebabkan berbagai dampak terhadap anak, keluarga dan
lingkungan. Tatalaksana ditujukan terhadap penyebabnya. Yang terbanyak adalah
penyakit dan kekuarangan nutrisi. Berbagai program telah dilakukan untuk
tatalaksana perawakan pendek.
DAFTAR
PUSTAKA
Online baccarat and baccarat - Casino Canada
BalasHapusYou don't have to find a casino 바카라 룰 or play roulette in Canada because it's an excellent alternative to a typical American casino. There are plenty of