DISLIPIDEMIA PADA ANAK
Pendahuluan
Dislipidemia
merupakan faktor penyebab yang penting dalam terjadinya pernyakit
kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Penyakit
kardiovaskular dapat terjadi pada usia anak dan tercatat kerusakan endotel
terjadi pada beberapa tahun pertama kehidupan pada anak dengan dislipidemi.1, 2 Dislipidemia adalah kelainan
metabolisme lipid atau lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan
fraksi lipid dalam plasma, dan sekitar 80% disebabkan oleh faktor gaya hidup,
sedangkan 20% sisanya disebabkan oleh faktor genetik.2 Penanganan dislipidemia pada anak kurang
mendapat perhatian sehingga memerlukan strategi diagnostik dan terapetik untuk
tatalaksana dislipidemia pada anak.1
Pada referat ini akan dibahas mengenai
definisi, jenis lipid, metabolisme lipid, skrining dan tatalaksana
dislipidemia.
Definisi
Hiperlipidemi
dapat diartikan sebagai kenaikan kadar kolesterol, trigliserida (TG) ataupun
keduanya dalam plasma menurut umur dan jenis kelamin. Dislipidemia dipergunakan
untuk menggambarkan profil lipid, dimana ada komponen yang naik (seperti:
kolesterol Low
Density Lipoprotein (LDL),
kolesterol Very Low Density Lipoprotein
(VLDL) dan trigliserida) dan komponen yang turun
(seperti kolesterol High Density Lipoprotein (HDL).3, 4
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam
plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan
kadar HDL.4 3
Berdasarkan etiologinya hiperlipidemia dibedakan
menjadi 2, yaitu hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder.
Hiperlipidemia primer adalah keadaan peningkatan kadar lemak darah yang tidak
ada hubungannya dengan penyakit lain (herediter). Hiperlipidemia sekunder
merupakan gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan penyakit organik atau
metabolik tertentu.5 Penyakit
penyebab hiperlipidemia sekunder seperti pada tabel 1.6
Tabel 1. Penyebab hiperlipidemia sekunder4, 6
Penyebab hiperlipidemia sekunder
|
Endokrin/ Metabolik
Diabetes tipe 1, tipe 2
Hipotiroidisme
Sindrom polikistik ovarian
Lipodyitrofi
Sindrom Klinefelter
Glycogen storage disease
Gaucher disease
Niemann-Pick disease
Kardiak
Penyakit Kawasaki
Orthotopic heart transplant
Rheumatologik
Juvenile inflammatory arthritis
Systemic lupus erythematous
Gastrointestinal
Obstructive liver disease/other cholestatic conditions
Sindrom Alagille
Sirosis biliaris
Hepatitis
Ginjal
Sindrom nefrotik
Penyakit ginjal kronik
Transplantasi ginjal
Medikasi/eksogen
Glukokorticoid
Isotretinoin
Obat kontrasepsi oral
β-Blokers
Antipsikotik
Alkohol
|
Lipid
Lipid ialah senyawa organik yang
memiliki sifat tidak larut dalam air. Lipid merupakan salah satu zat
makromolekul yang digunakan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Lipid
mempunyai fungsi melindungi organ tubuh, membentuk sel, penghasil panas dalam
tubuh, sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin yang larut dalam
lemak, pemberi rasa kenyang dan kelezatan. Lipid juga merupakan struktur
penting dari membran sel, saraf dan merupakan komponen getah empedu. Lipid
diperlukan oleh tubuh berasal dari dua sumber yaitu dari luar dan dalam tubuh,
dari makanan dan dari produksi hati.3, 7
Lipid di dalam plasma darah ialah
kolesterol, trigliserida (TG), fosfolipid dan asam lemak yang tidak larut dalam
cairan plasma. Lipid-lipid ini memerlukan modifikasi dengan bantuan protein
untuk dapat diangkut dalam sirkulasi darah karena sifatnya yang tidak larut
dalam air. Lipoprotein merupakan molekul yang mengandung kolesterol dalam
bentuk bebas maupun ester, trigliserida, fosfolipid, yang berikatan dengan
protein yang disebut apoprotein. Dalam molekul lipoprotein inilah lipid dapat
larut dalam sirkulasi darah, sehingga bisa diangkut dari tempat sintesis menuju
tempat penggunaannya serta dapat didistribusikan ke jaringan tubuh.3, 7
Lipoprotein dibagi menjadi beberapa jenis,
berdasarkan berat jenisnya, yaitu: 3, 7, 8
1.
Kilomikron. Lipoprotein yang diproduksi oleh usus halus
dan bertugas mengangkut trigliserida dari makanan ke dalam jaringan.
2. Very
Low Density Lipoprotein (VLDL). Lipoprotein yang terdiri atas 60%
trigliserida, 10-15% kolesterol dan bertugas membawa kolesterol dari hati ke
jaringan perifer.
3. Low
Density Lipoprotein (LDL). Lipoprotein pada manusia yang berguna sebagai
pengangkut kolesterol ke jaringan perifer dan berguna untuk sintesis membran
dan hormon steroid. Low Density Lipoprotein mengandung 10% trigliserida
serta 50% kolesterol, dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya kadar kolesterol
dalam makanan, kandungan lemak jenuh, dan tingkat kecepatan sintesis dan
pembuangan LDL dan VLDL dalam tubuh.
4.
High Density Lipoprotein (HDL) disebut juga α-lipoprotein. Komponen HDL
adalah 20% kolesterol, <5% trigliserida, 30% fosfolipid dan 50% protein. HDL
berfungsi sebagai pengangkut kolesterol dalam jalur cholesterol transport dari
ekstra hepar ke dalam hepar. High Density Lipoprotein berfungsi sebagai
penyimpan apoliporotein C dan E yang menjadi bahan dalam metabolisme kilomikron
dan VLDL. HDL merupakan hasil produksi dari hepar dan usus yang membentuk HDL.
Kadar
lipid dipengaruhi makanan yang dikonsumsi. Faktor-faktor diet yang mempengaruhi
kadar lipid darah yaitu:5, 9
1.
Faktor lemak. Masukan beberapa jenis asam lemak
dalam makanan dapat meningkatkan / menurunkan kadar lipid darah diantaranya :
-
Asam lemak jenuh (saturated fatty acid = SFA).
Umumnya masukan SFA akan meningkatkan kadar LDL kolesterol, namun
efeknya terbatas pada asam lemak rantai karbon 10-18. Diet SFA dalam
makanan berasal dari hewan yaitu daging, kuning telur, produk dari susu dan
dari tumbuhan tertentu (minyak kelapa, margarin).
-
Asam lemak tidak jenuh ganda (poly unsaturated fatty
acid = PUFA)
Omega 6 PUFA: Banyak
terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, misalnya minyak jagung. Minyak ini
banyak dianjurkan untuk menggantikan peranan asam lemak jenuh, sebab dapat
menurunkan kadar kolesterol LDL, tetapi juga menurunkan kadar
kolesterol HDL.
Omega 3 PUFA: Omega
3 PUFA dapat menurunkan kadar trigliserid kemungkinan melalui
penghambatan sintesis VLDL, sedangkan penurunan kadar LDL baru
tercapai apabila masukan lemak jenuh juga diturunkan. Bahan makanan
sumber omega 3 adalah minyak ikan.
-
Asam lemak tidak jenuh tunggal (Mono
unsaturated fatty acid = MUFA). Penggantian minyak jenuh dengan MUFA dapat
menurunkan kadar kolesterol terutama LDL dan HDL. Dianjurkan
pemakaian minyak MUFA dalam diet untuk menggantikan peran lemak jenuh.
Bahan makanan sumber MUFA adalah minyak zaitun dan minyak canola.
2.
Kolesterol. Diet yang mengandung kolesterol tinggi
sebenarnya pengaruhnya kurang dibandingkan asupan makan yang banyak mengandung
lemak jenuh, karena adanya mekanisme endogenous sistem umpan balik yang
diregulasi oleh sintesis kolesterol hati. Tetapi pada beberapa individu, sistem
ini kurang sensitif, sehingga apabila dietnya tinggi kolesterol secara langsung
meningkatkan kolesterol darah. Fungsi dari kolesterol adalah prekusor dari
beberapa hormon steroid seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan
vitamin D. Sumbernya berasal dari hewan seperti kuning telur, jeroan, otak, dan
hati.
3.
Faktor karbohirat. Diet tinggi karbohirat akan meningkatkan
kadar trigliserid untuk sementara dan turunnya kadar HDL.
4.
Faktor protein. Protein hewani umumnya lebih
meningkatkan kolesterol dibandingkan dengan protein nabati.
5. Serat
makanan (fiber). Golongan serat yang larut (oat bran, pectin) yang banyak ditemukan
di buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan kolesterol dengan mengikat asam
empedu dan menghambat absorpsi.
Metabolisme lipid
-
Pencernaan
Metabolisme
lipid dimulai dari pencernaan yang melibatkan berbagai organ. Organ-organ yang
berperan dalam proses pencernaan lemak seperti tersebut dalam tabel 2.
Tabel 2. Organ pencernaan dan proses yang terjadi.3, 10
Organ
pencernaan
|
Proses
pencernaan yang terjadi
|
Mulut
|
Mengunyah berperan dalam memisahkan lemak.
Kelenjar Ebner mengeluarkan enzim lipase lingual yang memulai
proses hidrolisis lemak.
|
Lambung
|
Asam hidroklorid memisahkan lemak dari makanan.
Lipase lambung menghidrolisis lemak jumlah terbatas.
|
Kandung
Empedu
|
Empedu mengemulsikan dan memecah lemak lebih jauh sehingga
enzim bereaksi terhadap trigliserida dan melepaskan asam lemak.
|
Pankreas
|
Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi digliserid,
monogliserid dan asam lemak.
|
Usus halus
|
Digliserid dan monogliserid dihidrolisis menjadi
komponen-komponen: Asam lemak dan Gliserol
Asam lemak rantai pendek (sampai 12 karbon) tertarik oleh air
dan diabsorbsi secara langsung. Asam lemak rantai panjang, digliserid dan monogliserid
direkonversi menjadi trigliserida untuk ditransport lebih lanjut. Fosfolipase
yang berasal dari pankreas menghidrolisis fosfolipid menjadi asam lemak dan
lisofosfogliserida.
Kolesterol esterase berasal dari pankreas menghidrolisis ester
kolesterol.
|
-
Absorpsi
Absorpsi lipid terutama terjadi
di duodenum. Sebagian besar hasil pencernaan diabsorpsi ke dalam membran mukosa
usus halus dengan cara difusi pasif. Sebagian
besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang
(C12 atau lebih). Interaksi misel (produk dari pencernaan sebagian lipid
terdiri dari 2–monoasilgliserol, lisolesitin, kolesterol dan asam lemak)
bergabung dengan garam empedu membentuk konjugasi polimolekuler bermuatan
negatif pada brush border dari sel.3, 7, 10
Setelah
diabsorpsi, asam lemak bebas, 2-monoasilgliserol, kolesterol, dan
lisofosfatidilkolin menuju ke enterosit, terjadi resintesis intraseluler dari
TG, fosfatidilkolin (FK), dan kolesterol ester (KE). Asam lemak rantai pendek
sebaliknya melalui sel langsung ke darah portal. Dalam darah, asam lemak rantai
pendek berikatan dengan albumin untuk ditranspor ke jaringan lain.3, 7, 10
Kolesterol diresintesis dalam enterosit,
bersama dengan vitamin larut dalam lemak, dikumpulkan dalam retikulum endoplasma
sebagai partikel lemak yang besar. Ketika masih dalam retikulum endoplasma,
kolesterol menerima lapisan protein pada permukaannya, untuk menstabilkannya
dalam lingkungan berair ketika masuk sirkulasi. Kolesterol kemudian diambil
oleh vesikel lemak yang kemudian menyatu dengan aparatus Golgi membentuk
kilomikron (KM), yang ditransportasikan ke membran sel dan keluar menuju
sirkulasi untuk ditranspor lebih lanjut.3, 7
-
Transport
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh
dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy.10 Lemak yang terdapat dalam
makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam
lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap
dari usus dan masuk kedalam darah.8, 10
Lemak tidak larut dalam air,
berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke
dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan
protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air.
Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein
ini disebut lipoprotein. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu
melalui jalur eksogen dan jalur endogen.8-10
a. Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan
terdiri atas trigliserid dan kolestrol. Trigliserida & kolesterol dalam
usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan
diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan kolesterol, sebagai kolestrol. Di
dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida,
sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester. Keduanya
bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk partikel besar
lipoprotein, yang disebut kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam
aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak
bebas (free fatty acid) dan kilomikron remnant. 9
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai
trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam
jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk
pembentukan trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari
lemak, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk
ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses
pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas.9
Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam
hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai
organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus,
berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan.
Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa
dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan
kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya,
kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran
darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan
enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam
aliran darah.9
b. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan
kolesterol disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL. Very Low Density Lipoprotein akan
mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga
menghidrolisis kilomikron dan kemudian di hati mengalami pemecahan lebih lanjut
menjadi produk akhir yaitu LDL. Low
Density Lipoprotein akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami
katabolisme. Low Density Lipoprotein ini
bertugas menghantar kolesterol kedalam tubuh. High Density Lipoprotein berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi
hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol
acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan
dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah
transpor kolesterol dari perifer menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan
sebagai sifat antiaterogenik.9
c. Jalur reverse cholesterol transport
High
Density Lipoprotein
dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolestrol yang mengandung
apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut HDL nascent. High Density Lipoprotein nascent berasal
dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein
A1. High Density Lipoprotein nascent akan mendekati makrofag untuk
mengambil kolestrol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolestrol
dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbetuk
bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian dalam
makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter
yang disebut adenosine triphosphate binding cassette transporter 1 atau
ABC 1. Setelah mengambil kolestrol bebas dari sel makrofag, kolestrol bebas
akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester oleh enzim lecithin cholesterol
acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolestrol ester yang dibawa
oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap
oleh scavenger receptor class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah
kolestrol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan
IDL dengan bantuan cholestrol ester transfer protein (CETP). Dengan
demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolestrol dari makrofag mempunyai dua
jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL
untuk membawa kolestrol kembali ke hati.9
Pendekatan diagnostik
-
Skrining
klinis
The
National Cholesterol Education Program (NCEP) kelompok ahli kolesterol darah
pada anak dan remaja mengusulkan pendekatan dua tingkat yaitu pendekatan
populasi dan pendekatan individual. Pendekatan berbasis populasi bergantung
pada profesional tenaga kesehatan untuk mendorong tatalaksana diet dan gaya
hidup, termasuk latihan, mempertahankan berat badan ideal dan menghindari
rokok. Pendekatan berbasis individu mengidentifikasi anak dengan penyakit
kardiovaskular lebih awal dengan pemeriksaan klinis dan laboratorium. Anak dan
remaja dengan faktor risiko seperti berat badan berlebih, hipertensi, diabetes,
merokok, pola makan dan gaya hidup yang buruk.1, 11
-
Skrining
biokimia
Skrining
pemeriksaan darah termasuk kadar koleterol
total (TC), kolesterol high density lipoprotein (HDL), triglicerida (TG), dan
kolesterol low density lipoprotein
(LDL). Low density lipoprotein biasanya
dihitung dengan menggunakan formula Friedewald (LDL=TC(HDL+TG/5), namun formula
ini tidak akurat jika kadar TG lebih dari 400mg%.1, 11
Hasil perbatasan atau tinggi pemeriksaan
harus segera diulang. Perbatasan dan tinggi sesuai dengan presentil 75th
dan 95th. Secara nilai TC, LDL, HDL dan TG berturut-turut <170,
<110, ≥40 dan
<150 mg%. Nilai perbatasan TC, LDL dan TG adalah 170-199, 110-129, dan
150-499 mg%. Nilai lebih tinggi dari nilai perbatasan disebut dengan nilai
tinggi.1
Pemeriksaan kadar kolesterol acak bagi
anak dengan orang tua dengan kolesterol tinggi (>200%) tanpa adanya penyakit
kardiovaskular dini. Pemeriksaan diulang jika kadar kolesterol >170%.1
Tatalaksana
1. Tatalaksana diet
Diet
dengan <10% kalori dari lemak jenuh, 30% kalori dari lemak,
dan <300 mg/hari dari kolesterol
direkomendasikan untuk semua anak sehat ≥2 tahun. Asupan lemak tak jenuh rantai
ganda dan tunggal, asam lemak omega 3, dan makan tinggi serat. Jika dengan cara
tersebut tidak berhasil mencapai kadar kolesterol target lemak jenuh harian
dikurangi hingga <7% dan asupan kolesterol <200mg/hari. Tidak didapatkan
efek samping pada pertumbuhan, penyimpanan besi, status gizi pada periode 3-10
tahun pada anak yang diikuti dengan asupan tersebut.1, 6
2. Tatalaksana gaya hidup
Anak
didorong untuk melakukan bermain aktif atau aerobik 60 menit atau lebih setiap
hari. Mengurangi waktu berdiam diri dan mengurangi waktu menonton televisi,
internet dan video games.1, 6
3. Tatalaksana medikamentosa
Tatalaksana
medikamentosa sering diperlukan untuk mecapai target kolesterol LDL, terapi
medikamentosa direkomendasikan pada anak ≥10 tahun dengan respon yang buruk
terhadap terapi diet dan gaya hidup yang sudah diterapkan selama 6-12 bulan.
Pemilihan terapi tergantung riwayat profil lipid, usia, jenis kelamin dan
riwayat keluarga. Pedoman terbaru pengobatan ditujukan untuk menurunkan kadar
LDL dan pendekatan terapi farmakologis yang agresif pada anak dengan
dislipidemia. Inisiasi terapi lebih awal diberikan pada anak dan remaja dengan
risiko tinggi.1, 6
a.
Inhibitor HMG-Co A reduktase
Statin
atau inhibitor HMG-Co A reduktase merupakan terapi pilihan pada kadar LDL
tinggi pada orang dewasa dan semakin sering penggunaannya pada anak. Keamanan
dan efektifitas pada anak sama dengan pada dewasa. Statin menyebabkan penurunan
kadar LDL-C dengan minimal efek samping tanpa mengganggu pertumbuhan,
perkembangan, status hormonal dan kualitas hidup.1
Pemberian statin pada anak dimulai dengan
dosis rendah kemudian dinaikan bertahap jika diperlukan. Rata-rata dosis awal pemberian
rosuvastatin 5 mg, atorvastatin 10 mg, dan simvastatin 20 mg/hari dengan
memantau efek samping. Meskipun pada dewasa fungsi hati dan kreati kinase tidak
dipantau secara rutin namun pada anak dilakukan setiap 3-4 bulan. Pada anak
mengalami kenaikan kreatin kinase pada anak dengan aktivitas fisik yang berat.
Pengobatan harus memperhatikan interaksi obat dengan gemfibrozil, siklosporin,
dan eritromisin.1
Atorvastatin dan simvastatin diberikan
pada anak laki-laki ≥10 tahun dan setelah menarke pada anak perempuan.
Pravastatin dapat diberikan setelah usia 8 tahun. Sedangkan pedoman saat ini
penggunaan statin dapat diberikan sebelum usia 10 tahun pada anak dengan LDL
tinggi dan faktor risiko yang tinggi.1
b.
Ezetimib
Ezetimib
memasuki siklus enterohepatik dan mengurangi penyerapan asam empedu dan
kolesterol dengan dosis tunggal tiap hari. Meskipun penelitian jangka panjang
pada anak blm ada namun dapat digunakan pada anak yang lebih muda baik sebagai
terapi tunggal maupun kombinasi. Ezetimib diberikan pada anak diatas 10 tahun
dengan dosis 10 mg/hari. Ezetimib ini berperan sebagai adjuvant pada terapi
statin.1
c.
Niasin
Niasin
merupakan obat yang paling baik untuk menaikan kadar HDL. Niasin telah digunakan
pada anak namun sebagai terapi tambahan dengan pengawasan. Ketersediaan
kombinasi niasin/lapopipran dapat mengurangi efek samping niasin konvensional.1
d.
Fibrat
Fibrat
digunakan pada anak dengan trigliserida sangat tinggi (>400 mg/dl) untuk
mencegah pankreatitis. Obat ditoleransi dengan baik oleh anak namun peningkatan
enzim hati, gejala gastrointestinal dan risiko terjadinya kolelitiasis.
Golongan obat ini diantaranya fenofibrat dan benzafibrat. Kombinasi terapi
fibrat dan statin pada anak dan dewasa meningkatkan resiko rabdomiolisis dan
harus dihindari pada anak yang lebih muda.1
Daftar Pustaka
1. Kalra
S, Gandhi A, Kalra B, Agrawal N. Management of dyslipidemia in children.
Diabetology & Metabolic Syndrome 2009;1(26).
2. Ardanan
Y, Kaligis SHM, Mewo YM. Gambaran Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein
Darah Pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Dengan Indeks Massa Tubuh ≥ 23
Kg/M2. Jurnal E-Biomedik. 2013;1(2):956-60.
3. Mayes
P. Pengangkutan Dan Penyimpanan Lipid 25th ed. Muray R, Granner D, Mayes P,
Rodwell V, editors: Appleton & Lange; 2006.
4. Kwiterovich
PO. Recognition And Management Of Dyslipidemia In Children And Adolescents. J
Clin Endocrinol Metab. 2008;93:4200-09.
5. Mardiyono
B, Putra S, Nova R, Noormanto. Upaya Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Pada
Anak Makmun, Alwi, Mansjoer, editors. Jakarta: BP FKUI; 2003.
6. Bamba
V. Update On Screening, Etiology, And Treatment Of Dyslipidemia In Children. J
Clin Endocrinol Metab. 2014;99(9):3093-102.
7. Lehninger
A, Nelson D, Cox M. Principles of Biochemistry. 2nd ed. 1993.
8. Arifah.
Peran Lipoprotein Dalam Pengangkutan Lemak Tubuh. Kaunia. 2006;2(2).
9. Adam J.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.
10. Guyton
A, Hall J. Text Book Of Medical Psysiology. Philadelphia: Elsevier
Saunders.2007.
11. Peterson
AL, McBride PE. A Review of Guidelines for Dyslipidemia in Children and
Adolescents. WMJ. 2012.
Komentar
Posting Komentar