SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL DI INDONESIA
Pendahuluan
Hipotiroid
Kongenital merupakan salah satu penyebab retardasi mental yang sering yang
dapat dicegah.1-3
Kelainan ini disebabkan oleh kurang atau tidak adanya hormon tiroid sejak dalam
kandungan. Hipotiroid kongenital yang tidak diobati sejak dini dapat
mengakibatkan retardasi mental berat.4, 5 Hormon tiroid
ini sudah diproduksi dan diperlukan oleh janin sejak usia kehamilan 12 minggu.
Hormon tiroid mempengaruhi metabolism sel di seluruh tubuh sehingga berperan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.6
Insidensi HK diperkirakan 1:2000 hingga
1:4000 pada bayi baru lahir.2, 4, 5, 7, 8 Insidensi dipengaruhi oleh kecukupan
iodium, metode laboratorium, skrining, demografik dan ras/etnis. Insidensi
paling tinggi pada ras Hispanik dan Asia Selatan yaitu sekitar 1:2000,
sedangkan yang terendah yaitu pada ras Afrika Amerika sekitar 1:32.000.9
Insidensi HK di Indonesia 1:2736. Angka kelahiran di Indonesia sekitar 5 juta
per tahun dan diperkirakan 1600 bayi dengan HK akan lahir.10
Hipotiroid kongenital pada bayi tidak
menunjukan manifestasi yang jelas pada saat lahir, karena adanya fungsi residu
tiroid dan adanya aliran transplasenta dari hormon tiroid ibu. Diagnosis klinis
biasanya terlambat hingga usia 3 bulan atau lebih sehingga perkembangan otak
yang terlambat yang bersifat ireversibel karena defisiensi hormon tiroid.2, 3 Deteksi dan
terapi dini sangat diperlukan, karena jika tidak dilakukan deteksi dini maka
akan berdampak terhadapa kualitas sumber daya manusia dan akan menjadi masalah
kesehatan dimasa yang akan datang.10, 11 Di Indonesia
skrining hipotiroid kongenital sudah tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 78 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital.10
Pada sari pustaka ini akan di bahas anatomi
tiroid, fisiologi tiroid, hipotiroid kongenital dan skrining hipotiroid
kongenital.
Anatomi
kelenjar tiroid
Kelenjar
tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin terpenting yang mempunyai
struktur unik bila dibandingkan dengan
kelenjar endokrin lainnya. Struktur kelenjar tiroid sangat tertata dengan baik
dalam bentuk folikel-folikel, lunak, berwarna merah.
Kelenjar tiroid pada bayi baru lahir beratnya sekitar 1 gram dan meningkat
sekitar 1 gram per tahun hingga usia 15 tahun mencapai ukuran dewasa yaitu 15
hingga 20 gram. Organ ini terletak di antara vertebra servikal 5 - thorakal 1 dari kolumna vertebralis di depan trakea dan di bawah laring.
Organ ini terdiri dari dua lobus (lobus
kanan dan lobus kiri) dan isthmus.
Kelenjar tiroid diperdarahi oleh arteri tiroid superior yang merupakan
cabang eksternal dan arteri tiroid inferior yang merupakan
cabang dari arteri subklavia. Selain itu ada 4 kelenjar paratiroid, dua di
antaranya berlokasi di sebelah kanan dan
dua lainnya berada di sebelah kiri di antara kapsul folium dan belakang dari
lobus kelenjar tiroid.4
Fisiologi
Kelenjar tiroid
Hormon tiroid sangat
penting untuk pertumbuhan dan pematangan jaringan, termasuk otak dan tulang.
Oleh karena itu kelainan fungsi kelenjar
tiroid pada masa bayi dan anak-anak hasilnya tidak hanya metabolik disfungsi
tiroid yang nampak pada pasien saat dewasa, namun juga efek pada pertumbuhan
dan atau pematangan jaringan. Pada kebanyakan kasus, ada waktu kritis untuk
tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh hormon tiroid sehingga manifestasi klinis
dari disfungsi tiroid tergantung pada usia bayi atau anak.5
Kelenjar tiroid mensintesis dan
mengeluarkan hormon L-thyroxine (T4) dan L-triiodothyronine (T3). Hormon ini
memainkan peran penting dalam fungsi tubuh. Kelenjar tiroid mengatur proses
metabolisme tubuh, respirasi sel, pengeluaran energi total, pertumbuhan dan
pematangan jaringan, onset hormon, substrat, dan vitamin.5
Sintesa hormon tiroid
Sintesis hormon
tiroid memerlukan yodium. Yodium yang diserap dari sistem pencernaan segera
berdifusi dalam cairan ekstraseluler. Hormon T3 dan T4 secara fundamental dibentuk dengan penambahan
yodium pada asam amino tyrosin. Hormon utama yang disintesis dalam kelenjar tiroid adalah
hormon T4, sementara hormon yang paling efisien adalah hormon T3. Sintesis hormon tiroid terjadi pada 4
tahapan:
Tahap 1.
Transport aktif
iodida (I-) ke sel-sel folikel tiroid dengan menggunakan pompa Na+/I-
symporter. Inisiasi dan percepatan
transportasi ini berada di bawah kendali TSH.
Tahap 2.
Oksidasi iodida
(I-) menjadi iodin (I2) dengan enzim tyroid peroksidase
dan H2O2. Tahapan ini terjadi pada lumen folikel.
Obat-obat propylthiouracil
dan methimazole
menginhibisi pada tahap ini.
Tahap 3
Pada
tahap ini Coupling. Proses ini
disebut iodisasi tirosin atau organifikasi.
Monoiodotyrosine (MIT) atau diiodothyrosine (DIT) yang merupakan bentuk tidak aktif dari
tiroid disintesis pada tahap ini.
Tahap
4.
Sintesa MIT dan DIT
menjadi T3 dan pembentukan T4 dari DIT dan DIT
Gambar 1.
Struktur kimia dari
triiodotironin, tiroksin dan reverse T3
Dikutip dari : Bursuk
Hipotiroid
Kongenital
Hipotiroid
kongenital (HK) adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid
yang didapat sejak bayi baru lahir.7, 8, 10 Hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dapat bersifat menetap
(permanen) maupun transien. Hipotiroid kongenital transien merupakan hipotiroid
kongenital yang pada beberapa bulan atau beberapa tahun sejak kelahiran,
kelenjar tiroid mampu memproduksi sendiri hormon tiroidnya sehingga pengobatan
dapat dihentikan. Hipotiroid kongenital permanen membutuhkan pengobatan seumur
hidup dan penanganan khusus. Penderita HK permanen ini akan menjadi beban
keluarga dan negara. Penyebab hipotiroid kongenital dapat dilihat pada tabel 1.6, 8
Tabel
1. Etiologi Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid
Permanen
|
Hipotiroid
transient
|
Disgenesis
-
Aplasia
-
Hypoplasia
-
Ektopik
|
Drug induced
-
Profil tiourasil
-
Methimazole
-
Yodium
|
Dishorogenesis
-
Kelainan reseptor TSH
-
Kegagalan menangkap yodium
-
Kelaianan organifikasi
-
Defek coupling
-
Kelainan deiodinase
-
Produksi tiroglobulin yang abnormal
-
Kegagalan sekresi hormone tiroid
-
Kelainan reseptor hormone tiroid perifer
|
Defisiensi Yodium
|
Hipotiroid sentral
-
Anomaly hipofisis hypothalamus
-
Panhipopituitarisme
-
Defisiensi TSH terisolasi
|
Maternal antibody induced
|
Idiopatik
|
Sumber: Susanto6
Hipotiroid kongenital paling banyak
merupakan hipotiroid kongenital permanen yang disebabkan abnormalitas
perkembangan kelenjar tiroid (disgenesis atau agenesis) atau defek pada
pembentukan hormone tiroid. Hipotiroid kongenital transien lebih jarang
terjadi. Hipotiroid kongenital transien dapat terjadi pada bayi yang ibu
mendapat obat yang melewati barrier plasenta, antibodi ibu, kekurangan atau
kelebihan yodium. Pada kasus yang lebih jarang HK disebabkan oleh kelainan
hipofisis ataupun hipothalamus.2, 7, 11
Manifestasi
klinis
Lebih
dari 95% bayi dengan HK tidak memperlihatkan gejala saat dilahirkan. Kalaupun
ada sangat samar dan tidak khas. Tanpa pengobatan, gejala akan semakin tampak
dengan bertambahnya usia.10
Gejala dan tanda yang dapat muncul
diantaranya letargi, icterus, makroglosi, hernia umbilikalis,
hipotoni, konstipasi, kulit kering skin mottling (cutis marmorata),
mudah tersedak, miksedema, ubun-ubun besar melebar dan edema scrotum.5, 7, 8, 10
Skrining HK penting pada semua bayi baru lahir sebelum timbulnya
gejala klinis di atas, karena makin lama gejala makin berat. Hambatan
pertumbuhan dan perkembangan mulai tampak nyata pada umur 3–6 bulan dan gejala
khas hipotiroid menjadi lebih jelas. Perkembangan mental semakin terbelakang,
terlambat duduk dan berdiri serta tidak mampu belajar bicara.10
Hipotiroid kongenital bila tidak segera
dideteksi dan diobati, maka bayi akan mengalami kecacatan yang sangat merugikan
kehidupan berikutnya. Anak akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik secara
keseluruhan, dan yang paling menyedihkan adalah keterbelakang perkembangan mental
yang tidak bisa dipulihkan.10
Sejarah
Skrining Hipotiroid Kongenital
Pada tahun 1972
sarjana Fisher dkk, memulai program skrining hipotiroid kongenital di Amerika
Utara. Dari hasil skrining 1.046.362 bayi dapat diselamatkan 277 bayi dengan
HK, kelainan primer sebanyak 246 (1:4.254 kelahiran) dan 10 bayi dengan
hipotiroid sentra (1:68.200 kelahiran). Dari pemantauan menunjukkan dengan
pengobatan memadai sebelum umur 1 bulan, anak-anak tersebut tumbuh normal.
Melihat keberhasilan tersebut, program skrining HK pada bayi baru lahir
menyebar ke seluruh dunia terutama di negara maju. Negara-negara ASEAN sebagian
besar sudah melakukan skrining bayi baru lahir sebagai program nasional seperti
Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Vietnam.
Demikian juga dengan Hongkong, Korea dan Taiwan.12
Dalam Workshop on National Neonatal Screening for
Congenital Hypothyroidism pada bulan Mei 1999, disepakati konsensus
untuk mengembangkan program regional skrining HK Pertemuan ini dihadiri oleh
perwakilan dari Korea, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Philipina, Mongolia, China,
Thailand, Pakistan, Bangladesh dan Indonesia. Kesepakatan tersebut diperkuat
dengan disusunnya pernyataan bersama pada Workshop
on Consolidating Newborn Screening Efforts in the Asia Pacific Region, pada
tahun 2008 di Cebu (Cebu Declaration).
Sebagai lanjutan dari jejaring regional,
dengan bantuan IAEA (Internationa Atomic Energy Agency), dilakukan
skrining HK di dua laboratorium yaitu di RS Dr Hasan Sadikin (RSHS) dan RS
Cipto Mangunkus mo (RSCM). Dari tahun 2000-2005 telah di skrining 55.647 bayi
di RSHS dan 25.499 bayi di RSCM, dengan angka kejadian 1 : 528 kelahiran.12
Dalam Konvensi Health Technology Assessment
(HTA) tahun 2006, Depkes menyetujui Skrining HK untuk semua bayi baru lahir.
Program pendahuluan telah dimulai di 7 propinsi, yaitu Sumatera Barat, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Tahun 2009 telah diskrining 171.825 bayi dengan kasus HK 48 (1:3850).12
Data yang dikumpulkan oleh
Unit Koordinasi Kerja Endokrinologi Anak dari beberapa rumah sakit di Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Palembang, Medan, Banjarmasin, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Makassar, dan Manado, ditemukan 595 kasus HK yang ditangani selama
tahun 2010. Sebagian besar kasus ini terlambat didiagnosis sehingga mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan motorik serta gangguan intelektual.12
Pengamatan hasil intervensi
skrining HK dari beberapa rumah sakit di Bandung menunjukkan bahwa dengan
pemberian hormone tiroid dalam minggu-minggu pertama kehidupan,
penderita memiliki harapan untuk tumbuh dan berkembang secara normal . Penelitian di Belanda menunjukkan bahwa
sebelum diberlakukannya SHK, penderita HK mempunyai IQ di bawah 70. Sementara, setelah diberlakukan program SHK,
anak-anak dengan HK rata-rata mempunyai IQ 95 -105.12
Skrining
Hipotiroid Kongenital
American
Academy of Pediatric pada tahun 1993 merekomendasikan
skrining HK pada bayi baru lahir. Metode skrining untuk mendeteksi hipotiroid
kongenital yang berkembang adalah: metode TSH dengan cadangan T4 dan metode T4
dengan cadangan TSH. Saat ini dikembangkan metode TSH dan T4.1, 13
1.
Pemeriksaan
TSH dengan T4 cadangan
Program ini paling banyak dilakukan di
Eropa, Jepang, Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat dengan utamanya pemeriksaan
TSH dengan pemeriksaan T4 jika hasil TSH tinggi. Pada metode ini peningkatan
TSH yang lambat seperti pada defisiensi
thyroid binding globulin (TBG), hipotiroid sentral, dan hipotiroksinemia akan
terlewat. Peningkatan TSH yang lambat sering terjadi pada bayi berat lahir
rendah (BBLR) dan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR). Saat ini pemeriksaan
TSH dilakukan dengan metode assay (enzyme-linked
immunoassays, chemiluminescent assays, dan fluoroimmunoassays) menggunakan
label non radioaktif dan meningkatkan sensitivitas sehingga lebih baik dalam
membedakan TSH normal dan tidak normal. Permasalahan yang muncul adalah bayi
dan ibu pulang sebelum 48 jam. Pada bayi yang dilakukan pemeriksaan TSH sebelum
48 jam, peningkatan TSH tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan kurang dari 24
jam.1, 11
2.
Pemeriksaan
T4 dengan TSH cadangan
Pemeriksaan
diawali dengan pemeriksaan filter-paper
blood-spot T4 diikuti oleh pemeriksaan TSH jika kadar T4 rendah. Pemeriksaan
awal T4 akan mendeteksi hipotiroid primer dengan kadar T4 rendah dan TSH yang
tinggi (prevalensi antara 1:3000 hingga 1:4000 pada bayi baru lahir). Selain
mendeteksi HK primer, pemeriksaan awal T4 dengan cadangan TSHS dapat mendeteksi
bayi dengan defisiensi TBG (prevalensinya 1 berbanding 5000-10.000) dan
hipotiroid sentral (prevalensi 1:50.000). Pemeriksaan awal T4 juga dapat mendeteksi
bayi dengan hipertiroksinemia (1:20.000 hingga 1:40.000 bayi). Pada pemeriksaan
ini kondisi yang sering terlewat adalah pada saat awal konsetrasi T4 normal
namun kadar TSH yang meningkat.1, 11
3.
Kombinasi
TSH dengan T4
Pemeriksaan TSH
dan T4 merupakan metode skrining paling ideal. Pada metode ini diperiksakan TSH
dan T4 untuk skrining hipotiroid kongenital.1, 11
Skrining
hipotiroid kongenital di Indonesia
Skrining HK (SHK)
telah dilakukan pada tahun 2000-2013 di 11 provinsi, diperoleh 73 kasus dari
199.708 bayi yang di skrining atau sekitar 1:2736. Bila diasumsikan rasio angka
kejadian HK adalah 1:3000 dengan proyeksi angka kelahiran adalah 5 juta bayi
per tahun, maka diperkirakan lebih dari 1600 bayi dengan HK akan lahir tiap
tahun. Tanpa upaya deteksi dan terapi dini maka secara kumulatif keadaan ini
akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di kemudian hari dan
akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar pada masa mendatang.10
Workshop on National Neonatal
Screening for Congenital Hypothyroidism pada bulan Mei 1999, disepakati
konsensus untuk mengembangkan program regional SHK. Pertemuan ini dihadiri oleh
perwakilan dari Korea, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Philipina, Mongolia, China,
Thailand, Pakistan, Bangladesh dan Indonesia. Studi pendahuluan pemeriksaan SHK di dua laboratorium yaitu di
RS Dr Hasan Sadikin (RSHS) dan RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun
2000-2005 dengan bantuan International Atomic Energy Agency (IAEA).10
Health Technology Assessment (HTA) melakukan
kajian untuk SHK pada tahun 2006. Program pendahuluan dimulai tahun 2008 di 8
provinsi, yaitu Sumbar, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali
dan Sulsel. Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk perluasan cakupan program SHK
dilakukan secara bertahap. Skrining HK baru dilaksanakan di 11 provinsi pada
tahun 2011. Hal ini disebabkan karena dalam proses pengembangan program SHK,
diperlukan kesiapan SDM yang mampu melaksanakan SHK, fasilitas laboratorium dan
berbagai logistik lainnya. Selain itu, diperlukan pula dukungan manajemen
pelaksanaan yang melibatkan berbagai unsur terkait di pusat maupun di daerah.10
1.
Menyediakan
regulasi yang terkait dengan SHK
2.
Melakukan
advokasi dan sosialisasi tentang program SHK bagi tenaga kesehatan, pemangku
kebijakan dan masyarakat
3.
Mendorong
peningkatan akses dan cakupan melalui peningkatan peran serta masyarakat,
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, organisasi profesi,
asosiasi serta penjaminan kesehatan
4.
Melakukan
koordinasi dan kerjasama jejaring SHK secara berjenjang untuk memperoleh
dukungan pelaksanaan SHK
a.
Menyelenggarakan
pelatihan/orientasi program SHK bagi tenaga kesehatan di fasilitas layanan
kesehatan
b.
Meningkatkan
peran tenaga kesehatan melakukan KIE SHK bagi orang tua dan keluarga.
c.
Melaksanakan
monitoring dan evaluasi program SHK.
Proses Skrining
•
Persiapan
•
Pengambilan
spesimen
•
Tata
laksana spesimen
1.
Persiapan
a.
Persiapan
Bayi dan Keluarga
Memotivasi
keluarga, ayah/ibu bayi baru lahir sangat penting. Penjelasan kepada orang tua
tentang skrining pada bayi baru lahir dengan pengambilan tetes darah tumit bayi
dan keuntungan skrining ini bagi masa depan bayi akan mendorong orang tua untuk
mau melakukan skrining bagi bayinya.10
b.
Persetujuan/Penolakan
1)
Persetujuan
(informed consent) tidak perlu tertulis khusus, tetapi dicantumkan
bersama-sama dengan persetujuan tindakan medis lain pada saat bayi masuk ke
ruang perawatan bayi.
2)
Penolakan
(dissent consent/refusal consent). Orangtua harus menandatangani
formulir penolakan apabila menolak tindakan pengambilan darah.10
c.
Persiapan
Alat
Alat yang
akan digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Alat tersebut terdiri dari:
Sarung tangan steril non powder, lancet, kotak limbah tajam/safety
box, kertas saring, kapas, alkohol 70% atau alcohol swab, kasa steril, rak pengering.(Gambar 2)10
Gambar
2. Peralatan Skrining Hipotiroid Kongenital
Sumber:
Permenkes10
d.
Persiapan
diri
Dalam
melakukan pengambilan spesimen, petugas perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini
:
• Gunakan alat pelindung diri (APD)
saat penanganan spesimen
• Sebelum dan setelah menangani
spesimen, biasakan mencuci tangan memakai sabun dan air bersih mengalir, sesuai
prosedur Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja.10
2.
Pengambilan Spesimen
• Waktu pengambilan (timing)
• Data/Identitas bayi
• Metode pengambilan
• Pengiriman/transportasi
• Kesalahan pada pengambilan
spesimen
a.
Waktu (timing) Pengambilan Darah
Pengambilan
spesimen darah yang paling ideal adalah ketika umur bayi 48 sampai 72 jam.
Sebaiknya darah tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah lahir karena pada
saat itu kadar TSH masih tinggi, sehingga akan memberikan sejumlah hasil
tinggi/positif palsu (false positive). Jika bayi sudah dipulangkan
sebelum 24 jam, maka spesimen perlu diambil pada kunjungan neonatal berikutnya
melalui kunjungan rumah atau pasien diminta datang ke fasyankes.10, 13
b.
Data/Identitas Bayi
Identitas
bayi diisi dengan lengkap dan benar dalam kertas saring. Data yang kurang
lengkap akan memperlambat penyampaian hasil tes.10
c.
Metode dan Tempat Pengambilan Darah
Teknik
pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel prick).
Teknik ini adalah cara yang sangat dianjurkan dan paling banyak dilakukan di
seluruh dunia. Darah yang keluar diteteskan pada kertas saring khusus sampai
bulatan kertas penuh terisi darah, kemudian setelah kering dikirim ke
laboratorium SHK.10
Prosedur
pengambilan spesimen darah melalui tahapan berikut:
• Cuci tangan menggunakan sabun
dengan air bersih mengalir dan pakailah sarung tangan
• Hangatkan tumit bayi yang akan
ditusuk dengan cara:
-
Menggosok-gosok
dengan jari, atau
-
Menempelkan
handuk hangat (perhatikan suhu yang tepat, atau
-
Menempelkan
penghangat elektrik, atau
-
Dihangatkan
dengan penghangat bayi/baby warmer/lampu pemancar panas/radiant
warmer.
• Supaya aliran darah lebih lancar,
posisikan kaki lebih rendah dari kepala bayi
• Agar bayi lebih tenang,
pengambilan spesimen dilakukan sambil disusui ibunya atau dengan perlekatan
kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin
contact).
• Tentukan lokasi penusukan yaitu
bagian lateral tumit kiri atau kanan sesuai daerah berwarna merah.
• Bersihkan daerah yang akan
ditusuk dengan antiseptik kapas alkohol 70%, biarkan kering.
•
Tusuk tumit dengan lanset steril sekali pakai dengan ukuran
kedalaman 2 mm. Gunakan lanset dengan ujung berbentuk pisau (blade tip lancet)
•
Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama dengan kain kasa
steril
•
Kemudian lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah
yang cukup besar. Hindarkan gerakan memeras karena akan mengakibatkan hemolisis
atau darah tercampur cairan jaringan.
•
Selanjutnya teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai
bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi. Hindarkan tetesan darah yang
berlapis-lapis (layering). Ulangi meneteskan darah ke atas bulatan lain. Bila
darah tidak cukup, lakukan tusukan di tempat terpisah dengan menggunakan lanset
baru. Agar bisa diperiksa, dibutuhkan sedikitnya satu bulatan penuh spesimen
darah kertas saring.
•
Sesudah bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tusukan
dengan kasa/kapas steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada diatas
kepala bayi. Bekas tusukan diberi plester ataupun pembalut hanya jika
diperlukan.
3.
Tatalaksana Spesimen
a. Metode
Pengeringan Spesimen
Proses
setelah mendapatkan spesimen:
• Segera letakkan di rak pengering
dengan posisi horisontal atau diletakkan di atas permukaan datar yang kering
dan tidak menyerap (non absorbent)
• Biarkan spesimen mengering (warna
darah merah gelap)
• Sebaiknya biarkan spesimen di
atas rak pengering sebelum dikirim ke laboratorium
• Jangan menyimpan spesimen di
dalam laci dan kena panas atau sinar matahari langsung atau dikeringkan dengan
pengering
• Jangan meletakkan pengering
berdekatan dengan bahan-bahan yang mengeluarkan uap seperti cat, aerosol, dan
insektisida
b.
Pengiriman/Transportasi Spesimen
• Setelah kering spesimen siap
dikirim. Ketika spesimen akan dikirim, masukkan ke dalam kantong plastik zip
lock. Satu lembar kertas saring dimasukkan ke dalam satu plastik Dapat juga
dengan menyusun kertas saring secara berselang–seling untuk menghindari agar
bercak darah tidak saling bersinggungan, atau taruh kertas diantara bercak
darah.
• Masukkan ke dalam amplop dan
sertakan daftar spesimen yang dikirim.
• Amplop berisi spesimen dimasukkan
ke dalam kantong plastik agar tidak tertembus cairan/kontaminan sepanjang
perjalanan.
• Pengiriman dapat dilakukan oleh
petugas pengumpul spesimen atau langsung dikirim melalui layanan jasa
pengiriman yang tersedia.
• Spesimen dikirimkan ke
laboratorium SHK yang telah ditunjuk oleh kementerian kesehatan.
• Pengiriman tidak boleh lebih dari
7 (tujuh) hari sejak spesimen diambil. Perjalanan pengiriman tidak boleh lebih
dari 3 hari.
Tindak Lanjut Skrining
Beberapa
kemungkinan hasil TSH
a.
Kadar
TSH < 20 μU/mL. Bila tes konfirmasi mendapatkan hasil kadar TSH kurang dari
20 μU/mL, maka hasil dianggap normal dan akan disampaikan kepada pengirim
spesimen dalam waktu 7 hari.
b.
Kadar
TSH antara ≥ 20 μU/mL. Nilai TSH yang demikian menunjukkan hasil yang tinggi,
sehingga perlu pengambilan spesimen ulang (resample) atau dilakukan
pemeriksaan DUPLO (diperiksa dua kali dengan spesimen yang sama, kemudian
diambil nilai rata-rata). Bila pada hasil pengambilan ulang didapatkan:
• Kadar TSH < 20 μU/mL, maka
hasil tersebut dianggap normal.
• kadar TSH ≥ 20 μU/mL, maka harus
dilakukan pemeriksaan TSH dan FT4 serum, melalui tes konfirmasi.
Hasil pemeriksaan disampaikan kepada
koordinator fasilitas kesehatan sesegera mungkin oleh laboratorium SHK.10, 13
Simpulan
Hipotiroid kongenital merupakan penyebab retardasi
mental yang dapat dicegah. Bayi baru lahir menunjukan gejala yang tidak khas
sehingga dibutuhkan skrining hipotiroid kongenital untuk deteksi dan terapi
dini yang dapat mencegah terjadinya retardasi mental akibat hipotiroid
kongenital.
Daftar
Pustaka
Slotyro Casino Hotel - Mapyro
BalasHapusLooking for the best slotyro 계룡 출장마사지 casino hotel in Washington State? Choose 군포 출장마사지 from over 80 의정부 출장안마 gaming 구미 출장마사지 machines and 60+ 정읍 출장마사지 table games and get $10 free + $10